Makna & Arti syair tanpa Waton KH.Abdul Rahman Wahid (GUSDUR)

Juli 29, 2017 rengo dez 0 Comments

Syi'ir Tanpo Waton + Terjemahan Bahasa Indonesia

استغفر الله ربّ البرايا # استتغفر الله من الخطا يا

ربّي زدني علما نافعا # ووفّقني عملا صالحا


يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج

عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيل الجود والكرم


 Ngawiti ingsun nglaras syi'iran => Kelawan muji maring pengeran

(Aku memulai menembangkan (menyanyikan) sya’ir => Dengan memuji kepada Tuhan)


Kang paring rohmat lan kenikmatan => Rino wengine tanpo pitungan 2x


(Yang memberi rahmat dan kenikmatan => Siang dan malam tanpa perhitungan)

Duh bolo konco priyo wanito => Ojo mung ngaji syare'at bloko


(Wahai para sahabat pria dan wanita => jangan hanya belajar syari’at saja)


Gur pinter ndongeng nulis lan moco => Tembe mburine bakal sangsoro 2x


(Hanya pandai mendongeng (bicara),menulis dan membaca => Akhirnya hanya akan sengsara)

Akeh kang apal Qur'an Haditse => Seneng ngafirke marang liyane


(Banyak yang hafal al-Qur’an dan hadistnya => Suka mengkafirkan orang lain)


Kafire dewe dak digatekke => Yen isih kotor ati akale 2x


(Kekafirannya sendiri tidak diperhatikan => Kalau masih kotor hati dan akalnya)

Gampang kabujuk nafsu angkoro => Ing pepaese gebyare donyo


(Mudah tertipu nafsu angkara => Dalam hiasan gemerlapnya dunia)


Iri lan meri sugihe tonggo => Mulo atine peteng lan nisto 2x


(Iri dan dengki kekayaan tetangga => Maka hatinya gelap dan nista)

Ayo sedulur jo nglaleake => Wajibe ngaji sa'pranatane


(Mari saudara jangan melupakan => Kewajiban mengaji (belajar) lengkap dengan aturannya)


Nggo ngandelake iman tauhide => Baguse sangu mulyo matine 2x


(Untuk menebalkan iman tauhidnya => Bagusnya bekal mulia matinya)

Kang aran sholeh bagus atine => Kerono mapan seri ngelmune 


(Yang disebut orang shaleh itu bagus hatinya => Karena sempurna seri keilmuannya)


Laku thoriqot lan ma'rifate => Ugo haqiqot manjing rasane 2x


(Melakukan thariqat dan ma’rifatnya => Juga hakekat meresap rasanya)

Al-Qur'an Qodim wahyu minulyo =>Tanpo tinulis iso diwoco


(Al-qur’an qodhim wahyu yang mulia => Tanpa ditulis bisa dibaca)


Iku wejangan guru waskito => Den tancepake ing jero dodo 2x


(Itu wejangan (pesan) guru yang waskita => Ditancapkan ke dalam dada)

Kumantil ati lan pikiran => Mrasuk ing badan kabeh jeroan


(tergantung (tertempel) di hati dan pikiran => Merasuk ke dalam badan dan tubuh)


Mu'jizat rosul dadi pedoman => Minongko dalan manjinge iman 2x


(Mu’jizat rasul ( Al-qur’an ) jadi pedoman => Sebagai jalan masuknya iman)

Kelawan Alloh kang moho suci => Kudu rangkulan rino lan wengi


(Kepada Allah yang Maha suci => Harus berpelukan (mendekatkan diri) siang dan malam)


Ditirakati diriyadlohi => Dzikir lan suluk jo nganti lali 2x


(Diusahakan dan dilatih => Dzikir dan suluk jangan sampai dilupakan)


Uripe ayem rumongso aman => Dununge roso tondo yen iman

(Hidupnya tentram dan merasa aman => Itulah perasaan tanda beriman)


Sabar narimo nadjan pas-pasan => Kabeh tinakdir saking pengeran 2x


(Sabar menerima meskipun (hidup) pas-pasan => Semua sudah ditakdirkan dari Tuhan)

Kelawan konco dulur lan tonggo => Kang podo rukun ojo dursilo


(Terhadap teman , saudara dan tetangga => Rukunlah jangan bertengkar)

Iku sunnahe rosul kang mulyo => Nabi Muhammad panutan kito 2x


(Itu sunnah Rasul yang mulia => Nabi Muhammad suri tauladan kita)

Ayo nglakoni sekabehane => Alloh kang bakal ngangkat drajate


(Mari jalani semuanya => Allah yang akan mengangkat derajatnya)

Senadjan asor toto dzohire => Ananging mulyo maqom drajate 2x


(Meskipun rendah secara lahiriah => Namun mulia kedudukan derajatnya disisi Allah)

Lamun palastro ing pungkasane => Ora kesasar roh lan sukmane


(Ketika ajal telah datang di Akhir => Tidak tersesat roh dan sukma(raga)nya)

Den gadang Alloh swargo manggone => Utuh mayite ugo ulese 2x


(Disanjung Allah surga tempatnya => Utuh (lengkap) jasadnya juga kain kafannya)

0 komentar:

Habib Kwitang: Jangan Hina Gus Dur, Seluruh Wali di Bumi Kenal Gus Dur

Juli 29, 2017 rengo dez 0 Comments

Pada suatu ketika Habibana Al-Walid Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf Bukit Duri Tebet memanggil muridnya yang paling senior yaitu KH. Fakhrur I. dan Habib Idrus J. mengenai hal penghinaan yang dilakukan kedua muballigh itu kepada Gus Dur yang pada saat itu telah menjadi Presiden RI ke-4.

Menurut penuturan Ustadz Anto yang ketika itu hadir di pengajian hari Senin pagi itu Al-Walid bertanya kepada jama'ah yang hadir, "Aina Rozi wa Idrus bin Alwi...?"

Dan keduanya yang hadir mengaji sama menyahut, "Maujud ya habib."


Lalu Habibana berkata, "Ente berdua jangan pulang ya, ana ada perlu."


"Ya Rozi ya Ye' Idrus, ente berdua kalau jadi muballigh gak usah kata-kata kotor sama orang, apalagi sama cucunya KH. Hasyim Asy'ari itu. Ente tahu yang namanya Gus Dur itu siapa? Biar ente faham ya... seluruh Auliya'illah min Masyariqil Ardhi ilaa Maghoribiha, kenal dengan Gus Dur dan ente ini siapa berani mencela - mencela dia. Dan ana sangat malu kalau ada murid atau orang yg pernah belajar sama ana menghina Gus Dur dan juga menghina lainnya. Kalau ente belum bisa jadi seperti Gus Dur, diam lebih baik. Kalau sudah bisa jadi seperti Gus Dur, ngomong dah sana sampe berbusa-berbusa."
 

Maka sejak mendapat teguran dari Al Walid itulah, KH. Fakhr i.dan Habib Idrus bungkam kalau pas bicara masalah Gus Dur. 

Diperoleh keterangan ternyata Gus Dur adalah murid langsung dari Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang. Gus Dur waktu kecil diajak ayahnya, KH. Abdul Wahid Hasyim. Dan di Jakarta beliau sempat mengkhatamkan 9 kitab di hadapan Habib Ali Al Habsyi.

Sewaktu masih menjabat presiden, Gus Dur pernah hadir di Majelis Ta'lim Kwitang. Beliau datang ba'da shubuh tanpa pengawalan ketat dan Gus Dur duduk ikut pembacaan Asmaul Husna sampai selesai. 

"Aduh Pak Presiden, kalau kesini kasih kabar dong," kata Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi.

"Mending begini bib, kalo kasih kabar ya nanti kasihan jama'ah bisa jadi repot," jawab Gus Dur. 

Dan setahun sebelum Gus Dur wafat, beliau mau ziarah di waktu Maulid di Kwitang, lalu Habib Abdurrahman Al Habsyi berkata, "Kalau ada yang tahu Gus Dur kemari, cepat kabarin ana ya." 

Tapi dari pihak Gus Dur tidak ada kabarnya dan Yenni Wahid waktu dihubungi tidak menjawab. Dan ternyata Gus Dur nyarkub di jam 11 malam dan itu menurut penuturan pengurus Masjid Ar-Riyadh. Begitulah Gus Dur, beliau orangnya tidak mau merepotkan orang lain. 


Kedekatan Gus Dur dengan Habib Ali
Perlu di ketahui bahwa tatkala organisasi NU akan masuk ke Batavia/Jakarta,para Ulama NU terlebih dulu meminta restu AlHabib Ali bin Abdurrahman AlHabsyi Kwitang,lalu Habib Ali meminta kepada KH Ahmad Marzuki bin Mirshod muara untuk melihat perkembangan NU bilkhusus didaerah Jombang,untuk melihat NU secara lebih dekat.

Setelah sekembalinya KH Ahmad Marzuki bin Mirshod beliau khabarakan kepada Habib Ali tentang Organisasi NU yang dudirikan oleh Para Ulama Ahlussunah Waljamaah,lalu Habib Ali memerintahkan segenab murid muridnya untuk membantu Perjuangan NU dan terjun langsung dalam organisasi tersebut


Diantara para Ulama Betawi yang merupakan Murid dari Unwanul Falah yang terjun didalamnya adalah
● KH Naim ( ayah KH Abdul Hay Naim )
● KH Thohir Rohili
● KH Ahmad Mursidi
● KH Ali Sibro Malisi
 

Dan para Ulama lainnya serta seluruh Murid dan Putra dari KH Ahmad Marzuki pun turut serta.
KH Hasyim Asyari bila datang ke Betawi menyempatkan diri untuk datang dan hadir di Pengajian Hari Minggu paginya Habib Ali di Kwitang,dan KH Hasyim Asyari mengingatkan kepada para putranya bila ke Betawi untuk menemui dan meminta Nasehat serta Doa Dari Habib Ali dimana sama kita ketahui dikala KH Wahid Hasyim ditunjuk sebagai mentri oleh Bung Karno hubungan KH Hasyim dilanjutkan oleh Sang Putra dengan seringnya bersilaturrahmi ke pada Habib Ali,bahkan sang Cucu Abdurrahman Wahid/Gus Dur mengaji dan membaca Kitab didepan Habib Ali,sebagaimana langsung dikatakan oleh GusDur sendiri bahwa beliau mengkhatamkan beberapa kitab kecil dihadapan Habib Ali,
  " saya ini waktu kecil dibawa ayah saya menemui Habib Ali Kwitang,saya tanya kepada ayah saya ....... siapa Beliau,apa sama dengan Mbah yang ada dikampung
Lalu ayah saya bilang ....... beliau adalah Habib Ali AlHabsyi cucunya Kanjeng Nabi SAW,yang merupakan Ulama Besarnya Tanah Betawi dan menjadi Guru Besar Ulama untuk orang Betawi,ndengar begitu ya saya bilang sama ayah saya dan meminta idzin untuk ngambil Barakah dari beliau dan ingin membaca Kitab ........ Ya Walaupun itu kitabnya kitab kecil ( maksudnya tidak tebal ) yang penting mbaca depan Habib
Ya Alhamdulillah biar begini saya ini sudah Khatam buanyak Kitab walau kitabnya itu ndak besar dihadapan seorang Ulama besar dari keluarganya Rosululloh SAW "
  
  ( di sampaikan di acara Maulid Nabi SAW Th 1990an di daerah Comal )

Belum lagi tatkala PBNU dibawah kepemimpinan KH Idcham khalid,terasa makin erat Hubungan Para Habaib dan Ulama NU di Betawi ini,sampai sampai Habib Ali menganggab KH Idham Khalid adalah anaknya sendiri,beberapa kali Habi Ali mengahdiri acara acara NU baik rapat Akbar dan Musyawarah Nasional yang diadakan di Betawi,bahkan rombongan para Kiai dari Jawa bila NU mengadakan acara di Betawi selalu akan menyempatkan Hadir di Majlisnya Habib Ali di Kwitang,sebagaimana pernah di pimpin oleh KH Wahab Hasbulloh didampingi oleh KH Bagir Marzuqi

Begitu indahnya Hubungan NU dan Habaib dijakarta sudah ada sejak dulu dan KH Abdurrahman Wahid dikala beliau menjadi Presiden beliau menyempatkan untuk mengambil keberkaha dan berziarah ke Makam Habib Ali AlHabsyi di Kwitang yang merupakan Guru beliau juga karna dimasa kecilnya pernah membaca Kitab dihadapan Langsung Habib Ali

Ke indahan yang sudah ada jangan di rusak oleh orang orang yang tidak mengerti akan Sejarah
Dan Presiden Suekarno di acara Hut Kemerdekaan RI tahun 1966 di Gelora BungKarno di Senayan menyatakan 
" Bangsa yang baik adalah Bangsa yang tidak melupakan Sejarah,Jangan Sekali kali melupakan Sejarah "[mm]

0 komentar:

Home Ads

Ceramah Inspiratif