CERITA GUS QOYYUM; Cinta Nabi, dicintai Jibril

Agustus 22, 2018 rengo dez 0 Comments


Ketika terjadi perang, ternyata Tolhah menyembunyikan Rasululah Saw. Dari serangan dan gempuran kafir Qurays. Tolhah ! Besuk hari Kiamat kalau Jibril melihat pean kok gething maka itu bahasaya. Sebab pean menyelamatkan saya. Begitu kata Rasul. Besuk pada hari Kiamat pean akan diselamatkan Jibril dari kecemasan, kegelisan dan seterusnya. Ini hadis Shoheh tertulis dalam kitab “Al-Ahadits al-Muhtaroh”.
Mengamankan Nabi maka akan diamankan Malaikat Jibril
Senang dengan Nabi maka akan disenangi Malaikat Jibril
Menolong Agama Nabi maka akan ditolong Malaikat Jibril
Mencintai Nabi maka akan dicintai Malaikat Jibril, dst.
Belum tentu lomenolong pengurus NU ditulungi Jibril. Lihat konteksnya dulu. Sebab apa ? Nabi itu kalau dilihat dari teologi Aswaja lebih tinggi Nabi daripada Malaikat. Sekalipun ….. “Wa huwa fi ufuqil ‘a’la….
Psikologi Tasawuf, Malaikat itu tidak punya sifat satu yang dimiliki manusia. Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin disebutkan sifat Sabar.
Contoh sabar. Akal menentang nafsu. Sate kambing enak. Tapi kalau kita hipertensi alias darah tinggi maka akal mencegah dan kita tidak mahu sate.
Kita ingin punya mobil mewah. Itu nafsu. La wong hutangmu masih banyak. Maka akal mengatakan jangan.
Imam Fahkruddin dalam Tafsirnya Mafatihul Ghoib mengatakan bahwa hewan hanya punya nafsu. Maka tidak heran kalau hewan selalu ingin kawin banyak. Kalau Malaikat hanya punya Akal. Sehingga Qur’an menybutkan “…. Yahafuna Robbahum…. wayaf’aluna ma yukmalun”. Mereka (Malaikat) menuruti semua perintah Allah…..
Sehingga Malaikat ndak pernah ingin Narkoba, riba, korupsi, dst. Sehingga tidak tejadi Sabar.
Sabar itu hanya dimiliki manusia dan Jin. Mulo Nabi Muhammad lebih mulia daripada Malaikat.
Dalam kitan Al-Mu’zijatul Qur’an disebutkan bahwa kalau huruf “Ba’” titiknya = 1, kalau huruf “Tak” titiknya = 2. Maka kalau ditotal jumlahnya = 1.015.030. titik pertama adalah huruf “Ba’” ini terdapat dalam surat al-Fatihah. “Bismillahirrohmanirrohim…. dan titik paling akhir adalah…. Minal jinnati wa nnas.
“Kun Fayakun = disebut 8 kali
“Kuunuu = disebut 11 kali
Kuunii = disebut 1 kali.
Contoh; “Kuunii bardan wa salaman…..
Dalam Quran disebutkan “Wa Kuunuu ma’a al-Shodiqin” maka belajar dari sini harap dikulinakno kumpul dengan orang jujur.
Cari panitia Masjid itu gampang. Tapi kalau cari yang jujur itu sulitnya bukan main.
Ada cerita dari Malaysia. Namanya Sayed Ali Ja’far al-Saddad. Ia orang ndak punya rumah dan ndak seneng dengan uang. Sehingga Sayed Muhammad Alwi al-Maliki seneng kunjung ke beliau. Padahal rumah aja ndak punya dan sering pindah-pindah tempat/ kos. Kenapa Sayed Muhammad seneng kunjung ke beliau ? Sebab kalau masuk ke rumah Sayed Ali itu bisa bertemu langsung dengan Rasulullah Saw.
Maka “….. Kuunuu robbaniyyina…. wabima kun tum tad rusunnn…”
Pendidik jalur Allah itu specifik. Semisal; Sech Abdul Qodir al-Robbani, dst.
Maka untuk bisa menjadi “pendidik Robbani…” itu ada 2 syarat; sregeb ngajar kitab dan sregeb nderes kitab.
Mbah Kholil, Mbah Hasyim itu kalau udah ngajar sejak subuh samapi jam 01.00 dini hari dan itu tanpa sirtifikasi.
Imam Abu Hanifah baca Qur’an di dalam Ka’bah dengan berdfiri lagi. Padahal ketua PPP aja belum tentu sudah masuk Kakbah. 300 hataman ketika Imam Abu Hanifah di penjara.
Teori dan sejarah. Ada kejadian yang ditulis oleh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab “Irsyadul ‘Ibad”. Diceritakan bahwa, suatu ketika Imam Syafi’i bertemu seorang Uskup (Pendeta) yang masuk Islam. Karena ‘aneh’. Wong aslinya Uskup kok sekarang mendadak menjadi masuk Islam. Maka ditanyalah oleh Imam Syafi’i. Kenapa pean kok bisa masuk Islam ? Maka si Uskup ini bercerita. Bahwa saya ini suatu ketika naik kapal (perahu). Mendadak perahu saya terkena ombak dan pecah berantakan. Saya akhirnya terdampar di suatu yang super angker.
Mendadak ketika terdampar itu saya melihat ada ‘makhluk aneh’. Kepalanya berupa burung unta, wajahnya manusia, kakinya manusia dan ekornya seperti ikan. Dan makhluk ini tenyata Jin. Dan makhluk ini selalu berdzikir “Laa illaha illal ghoffar, muhammadurrasulullah annabiyyul muhtar” Karena melihat fenomena seperti itu maka si Uskup lari tunggang langgang. Maka oleh si ‘makhluk’ tadi dibilangi. “Heiiii…. jangan lari kalian. Nanti kalau pean lari maka pean tidak akan selamat. ( Pean jangan tanya kira-kira ini jin NU atawa Muhammadiyah ? ha…. ). Maka si Uskup ini berhenti. Dan dikatakan oleh Jin. Karena pean sudah masuk di kampung Jin. Maka pean harus masuk Islam. Sebab tidak ada seorangpun yang masuk ke pulau ini yang tidak masuk Islam bisa selamat. Maka dengan suka rela si Uskup ini menyatakan Syahadat. “Ashadu anla ilaha illa Allah….. setelah si Uskup ini menyatakan bersyahadat maka ditanya oleh si Jin. Apakah kalian ingin berdomisili di sini atawa ingin pulang kampung ? Maka di jawab si Uskup. Saya tentu ingin kembali ke kampung halaman. Oh….kalau demikian maka pean harus menunggu perahu lewat.
Alhamdulilah tidak berapa lama ada perahu lewat. Dan yang luar biasa perahu ini ditumpangi oleh 12 pendeta. Oleh si Uskup diceritakan kalau pean masuk pulau ini wajib masuk Islam agar selamat. Maka ke-12 pendeta inipun masuk Islam.
Ada seorang ilmuwan Dr. Ahmad Sauqi menulis dalam kitan “Al-I’jazul ‘ilmi fi haditsinnabi”. Beliau bercerita, bahwa di Inggris ada perusahaan batu bara baterai dan penghancuran mobil bekal. Banyak karyawan yang terancam kanker. Kenapa ? Sebab terkena radiasi. Kebetulan si Direktur perusahaan mendengar bahwa “Siapa saja yang sarapan kurma 5-7 buah maka akan aman dari racun dan sihir. Lebih-lebih kalau kurma Ajwa dan juga kurma umumnya. Akhirnya ini diterapkan oleh pabrik. Akhirnya pihak pabrik mengontrol karyawannya dan mereka terkejut luar biasa. Bahwa mereka semua dalam kondisi sehat wal afiat berkat dari kurma ini.
Oleh karena itu jangan dilupakan bahwa untuk menjadi “Robbani” itu harus sregep baca dan nderes Al-Qur’an. Ayo lebih ini baca nota vs Quran. Kami yakin pean semua akan lebih rajin baca nota.
Saya (Gus Qoyyum) itu satu kampung, satu kecamatan dengan beliau-beliau semisal;
Yai A.Siddiq jember itu aslinya juga Lasem
Yai Ali Maksum itu aslinya juga Lasem
Yai Mahfud Sidiq itu aslinya juga Lasem
Yai Abdullah Sidiq itu aslinya juga Lasem
Yai Sahal Mahfud itu aslinya juga Lasem
Ada cerita dari Mbah Kholil Bangkalan. Suatu ketika ada orang lumpuh yang kebetulan orang China dan dipikul oleh punggawanya. Ketika sudah di depan rumah Mbah Kholil, beliau tidak menyambutnya layaknya seorang tamu keabnyakan. Tapi beliau ,membawa pedang tajam yang diayun-ayunkan ke arah orang yang membawa orang lumpuh tadi. Karena saking takutnya maka si orang China yang lumpuh tadi dibrekkan dan ditinggal lari tunggang langgang. Maka si China yang dibrekkan tadi juga lari ketakutan terbirit-birit.
Inilah contoh yang paling gampang orang kalau udah pada tingkatan “Robbani”. Si sakit belum ‘curhat’ tentang keluhan sakitnya aja udah tahu obat mujarabnya. Dan secara tidak disadari si China tadi sembuh dengan sendirinya. Dan bukan juustru di suwuk.
Berikutnya dalam Al-Qur’an disebutkan “ Kuunuu Qiradatan Hasi’in” jadilah kalian monyet yang hina.
Merosot jatuh ke bawah ke tingkat bintang. Naudlubillah min dzalik.
Dulu ada advokat Yusuf An-Nabhani, putra pendiri Hizbuttahrir (HT). Beliau sangat suka menyanjung Rasulullah dalam setiap tulisannya. Beliau alumni Al-Azhar.
Ada wali namanya Muhammad bin Ahmad bin Utbah. Suatu hari ada tamu. Maka sang wali memerintahkan untuk menuangkan ceret/teko kopi ke dalam dalam cangkir, padahal teko tersebut kosong. Dan alhamdulilah dengan seijin Allah cangkir tersebut bisa terisi dengan air kopi. Suatu ketika Sayyid Al-Ro’i, ia dalah tukang gembala silaturrahim kepada Robi’ah al-Adawiyah yang kebetulan akan berangkat haji. Maka Al-Ro’i mengambil tanah dan jadilah uang. Kemudian uang tersebut diberikan kepada Robi’ah al-Adawiyah. Oleh sang wali Robi’ah. Hei Al-Ro’i, lihatlah tanganku ini ! Jawab Al-Ro’i, tangan pean ndak ada apa-apa. Coba lihat sekali lagi. Dan ternyata benar, dari tangan sang Wali Robi’ah ini keluarlah uang ratusan ribu. Coba bandingkan kalau Al-Ro’i masih menggunakan unsur tanah untuk menjadikan uang. Maka Robiah, sang wali ini cukup menggenggamkan tanganya dan sudah keluar uang.
Prof. Baiquni, pakar Atom Indonesia (muzarroh) sedangan nuklir (khowawi). Kalau ngajar atom dengan bertasbih.
Ibnu Sina pakar kedokteran Islam. Kalau hilang inspirasi maka beliau akan mentaqror ke Al-Qur’an. Oleh karena itu sawhnya, tambaknya, tokonya, rumahnya tolong bacakan Al-Qur’an agar berkah. Bahkan kalau ada istri crewes maka bacakan Adzan. Itu juga bagian dari bacaan Al-Qur’an. Ini artinya “Tu’allimunal Kitabb”..
Gus Najib (Jombang); Minhajul Hayat
Mbah Kholil Bangkalan adalah waliyullah. Suatu ketika Yai Abdul Karim atau yang akrab disebut dengan Yai Abdul Manaf ikut nyantri ke Mbah Kholil. Ketika datang bertepatan dengan shalat Dhuhur. Maka Mbah Kholil waktu ngimami shalat tidak dibaca keras alias sirri, demikian pula ketika shalat Ashar. Dan tibalah shalat Magrib maka ketika baca Fatihah ketahuan kalau pelafadan belliau muncul kata “ngalamin”. Bismillah…… Alhamdulilah……Robbilngalamin. ….dst…
Maka dalam benak Yai Manaf ini. Waduhhh…. bagaimana ini Mbah Kholil kok demikian kalau ngimami. Maka katanya sambil membatin. Kalau begini maka besuk saya setelah Subuh akan segera pulang aja. Dan betul, pasca Shalat Subuh Yai Manaf berpamitan kepada Mbah Kholil. Kata beliau, Mbah Kholil…. Maaf saya mohon pamit Yai.. mudah-mudahan mondok saya yang hanya sehari ini barokah. Oleh Mbah Kholil dijawab; ok…ndak apa. Dan silakan pean cari Ulama yang lebih ‘alim daripada saya.
Setelah berjalan menuju pantai Madura untuk mencari perahu mendadk di depan yai Manaf muncul seekor macan yang ganas. Dan mahu menerkam Yai Manaf. Oleh Yai Manaf sudah dibacakan beberapa doa-doa dan mantra-mantra agar si macan ini bisa pindah ke tempat lain. Dan ternyata justru macannya semakin mengaum dengan keras dan ganas. (padahal orang lain ndak ada yang kelihatan dengan macan ini). Maka dengan berat hati Yai Manaf kembali ke Mbah Kholil. Dan oleh Mbah Kholil dikatakan. Kenapa kamu kembali lagi ? Dijawab oleh Yai Manaf. Maaf Mbah Kholil tapi saya mahu menyeberang ternyata da macan yang mahu menerkam saya. Padahal sudah saya bacakan berbagai doa. Tapi kok justru macannya semakin ganas. Oh….begitu. kalau begitu bacakan Fatihah nak ! Lo…sudah kiai. Terus bagaimana kamu cara membacanya. Maka oleh Yai Manaf dibaca dengan tartil dan fasih. Oleh Mbah Kholil, ohhhhhhhhh…. nak..! macan itu tidak takut tajwids atawa maharijul huruf. Maka bacalah sesuai dengan bacaan saya ketika shalat Magrib. Maka Yai Manaf dengan berat hati menuruti perintah gurunya ini. Dan alhamdulilah macan tersebut mahu menyingkir dari tempat tersebut. Kenapa kok bisa lebih mujarab fatihah Mbah Kholil daripada Fatihah yang yang dilafadkan Yai Manaf padahal lebih fasih ketika membaca. Jawabnya adalah karena Fatihah dari Mbah Kholil lebih trnasendatal. Lebih ikhlas dan lebih dekat pada Allah, bukan hanya sekedar kulit luar. Ini bukan berarti maharijul huruf dan tajwid tidak penting. Ia tetap penting, tapi nilai-nilai transenden harus juga diutamakan. Ilmu itu berbeda dengan nilai-nialai “Wabillahittaufiq wal hidayah…
Maka dari sinilah nilai-nilai dari Mbah Yai Soefyan yang bisa kita petik yakni yang sulit adalah “Minhajul Hayatt” (Laku ketika beliau hidup). Dalam aspek lomannya, ngibadahnya, istiqomahnya, sabarnya, dana lain-lain.
Dawuh “ Laqod Kana lakum fi Rasulillah…..
Lafad “Fii..” itu “Dhorof” apa artinya ? Situasi dan kondisi.
Sehingga wali itu pasti ikut Nabi. “ Qul inkuntum tuhibbuna Allaha…..
Ini artinya mewarisi…. sehingga kalau ada yang mengatakan itu orang wali. Lo kok bisa ? sebab dia bisa shalat diatas pelepas daun pisang. Maka bisa kita jawab. Kalau yang begini-begini wali maka codot akan lebih hebat dariada sanag wali ini. Ada juga yang mengatakan dia wali. Lo kok bisa ? sebab dia bisa berjalan di atas air. Maka bisa jawab. Oh…kalau begitu ia akan kalah dengan “ikan al-wader”. Demikian pula kalau dikatakan ia wali. Apa dasrnya dia wali ? sebab dia bisa terbang. Maka kita bisa katakan wali begini akan kalah burung yang kemana-mana juga terbang.
Oleh karena itu maka jadi kiai itu berat sebab “Yandhurul Ummah bi’ainil Rohmah dan bukan Yandhurul ummah bi’ainil Rupiah.
Attawasut, Attawazun, == itu idiologi, maka jangan heran kalau kiai empoe doeloe itu menjadi ikon melawan penjajah. Kenapa kiai tempoe doelo kok bisa sedimikian hebat ? Sebab antara lain ada departemen KUWALAT.
Transensi atau keikhlasan (al-barakah wal hikmah). Lihatlah ada anak yang nilai Fiqhnya 9, nilai Al-Quran 9 dan nilai Hadits juga 9, tapi shalat subuhnya juga jam 9. Kenapa kok bisa demikian ? Karena emang orang sudah pada meninggalkan nilai-nilai keikhlasn alias nilai transendantal.
Lihat pula di kampus-kampus kita. Ada jurusan dakwah, huku, ekonomi, dst tapi mana ada jurusan Sabar atau adil. Pasti ndak ada.
Padahal sejarah ummat Islam selalu identik dengan sejarah pesantren.
Catatan Haul KH. Soefyan AW ke-34

0 komentar:

Home Ads

Ceramah Inspiratif